Syekh Abu Yazid al Busthami pernah mendatangi seseorang yg terkenal wali.
Sesampai di Masjid beliau melihat orang itu mengeluarkan dahaknya di dalam Masjid, sebagian riwayat mengusapkan dahaknya ke tembok Masjid.
Tanpa berpikir panjang Syekh Abu Yazid al Busthami keluar dari masjid itu tanpa mengucapkan salam. Beliau berkata: orang ini tidak menjalankan adab² syariat dgn baik, orang macam ini tidak mungkin dingkat jadi wali. Bagaimana mungkin orang yg tidak menjalankan adab² syariat, dia bisa mendapatkan amanah mengetahui rahasi² Allah yg diberikan kpd para Auliya'-nya.
Hikmah yg dapat diambil dari kisah ini adalah: Agar kita lebih ber-hati², tdk tertipu dgn penampilan, sakti mandra guna, banyak pujian dan terkenal. Namun tidak disertai keistiqamahan dalam menjalankan syariat dgn baik.
Yang wajib ada dalam diri seorang wali adalah ke-istiqomahan menjalankan syariat, tidak membuat gaduh, tidak mencaci sana-sini. Adapun sakti mandra guna bukan-lah tanda kewalian seseorang, bahkan bisa jadi itu adalah tipuan atas nama tuhannya.
Saat ini mudah sekali meng-klaim seseorang sebagai wali QUTUB hanya bermodalkan YUTUB. 😁😁
Sumber: Kitab Sirajut Thalibin juz 1 hal 16.